Saturday, January 7, 2012

AC Milan, Klub Sepakbola yang Saya Cintai


Bagi setiap penikmat sepakbola pasti mempunyai setidaknya satu tim favorit. Tim favorit saya adalah AC Milan. Jika ditanya mengapa AC Milan? jawabannya mudah. Tim nasional Belanda pada Euro 1988 adalah alasan pertama kali mengapa saya menyukai sepakbola. Pada saat itu pahlawan saya adalah Marco Van Basten dan saat itu dia bermain untuk AC Milan. Dan ternyata bukan hanya Van Basten satu-satunya anggota tim nasional Belanda yang bermain di Milan. Ruud Gullit dan Frank Rijkaard juga terdaftar di sana. Hal itu yang menyebabkan saya dengan mudahnya jatuh cinta pada klub ini dan tidak mau berpaling ke lain hati sampai sekarang.

Alasan yang lain kenapa saya mencintai klub ini adalah karena sejak pertama kali melihatnya, klub ini menampilkan sepakbola menyerang yang atraktif disertai dengan pertahanan yang kuat, tidak membosankan, kreatif dan sangat menghibur. Selain itu, klub ini adalah tempat dimana bintang-bintang sepakbola yang bermain. Alasan yang terakhir adalah karena kostum kebanggaan Milan berwarna merah-hitam dan merupakan kombinasi warna yang sangat menarik buat saya.


Saya mulai mengikuti perjalanan AC Milan sejak musim 1988-1989 sampai sekarang. Dari jaman mereka dilatih oleh Arrigo Sachi, Fabio Capello, Carlo Ancelotti sampai Max Allegri. Seperti halnya seorang kekasih, klub sepakbola Klub yang didirikan pada tanggal 16 Desember 1899 dan telah berumur 112 tahun ini telah banyak membuat saya gembira dan terkadang bisa membuat saya menangis. 


Klub ini berhasil membuat saya gembira pada saat mereka berhasil merebut juara liga Italia pada musim 91-92, 92-93, 93-94, 95-96, 98-99, 2003-2004, 2010-2011. Klub ini juga berhasil menyenangkan hati saya pada saat mereka berhasil menjadi raja Eropa di ajang Champions League pada tahun 88-89, 89-90, 93-94, 2002-2003, 2006-2007. 


AC Milan juga sukses membuat saya menangis tersedu-sedu ketika kalah lawan Marseille di final Liga Champions tahun 1993, kalah lawan Ajax di final Liga Champions tahun 1995 dan tentu saja yang paling menyesakan dan menyakitkan adalah kekalahan atas Liverpool di final Liga Champion tahun 2005, dimana mereka sebelumnya telah memimpin 3-0 pada babak pertama. 

Banyak pemain bintang yang bermain disini. Kiper sekelas Sebastiano Rossi, Christian Abbiati dan Dida pernah bermain di Milan. Di posisi pemain belakang, Milan adalah salah satu klub yang yang menghasilkan pemain belakang terbaik di dunia. Sebut saja Franco Baresi, Paolo Maldini, Mauro Tassotti, Costacurta, Panucci, Nesta, Cafu yang pernah menghiasi dan memperkuat squad Milan. Di lapangan tengah banyak sekali pemain dengan level superstar seperti Gullit, Rijkaard, Ancelotti, Albertini, Donadoni, Boban, Savicevic, Seedorf, Pirlo, Rui Costa hingga Kaka yang pernah merumput di Milan. Di barisan penyerang, penyerang top seperti Van Basten, Massaro, Papin, Baggio, Weah, Bierhoff, Shevchenko, Inzaghi hingga Ibrahimovic pernah mengenakan kostum merah-hitam Milan.

Selama saya manyaksikan Milan, penampilan terbaik mereka menurut saya adalah pada era akhir 80an dan awal 90an. Pada saat itu mereka merajai Italia dan Eropa. Pada musim 91-92 mereka bahkan tidak terkalahkan di serie-a. Pada masa itu, mereka memainkan sepakbola menyerang efektif namun atraktif yang ditopang dengan pertahanan yang kokoh. 

Masa-masa terburuk Milan yang pernah saya saksikan adalah pada awal dan pertengahan tahun 2000 dimana mereka tidak bisa berbicara banyak di setiap level kompetisi, bahkan pada tahun 2006 mereka terkena skandal pengaturan skor yang dikenal dengan calciopoli. 

Klub ini telah menjadi bagian dalam hidup saya. Saya telah jatuh cinta dan terlanjur menyayangi klub ini. Tidak ada klub sepakbola lain yang saya cintai seperti AC Milan. Terlepas apapun hasil yang diperoleh, saya akan selalu mendukung dan mencintai klub ini sampai selamanya. 

Forza Milan
Rifel
Milanisti 

No comments: