Pekan ke-3 Premier League, Manchester United bertamu ke St Mary's Stadium, markas tim yang baru promosi Southampton. Tim tuan rumah tampil sangat bersemangat. Pertandingan baru berjalan 16 menit, sundulan Rickie Lambert berhasil membobol gawang Anders Lindegaard. 7 menit kemudian, striker anyar MU asal Belanda Robin Van Persie berhasil menyamakan kedudukan. Setelah saling menyerang, kedua tim harus puas dengan hasil imbang pada babak pertama.
Pada babak kedua, Southampton masih bersemangat. Berawal dari sebuah crossing dari sisi kanan pertahanan MU, Morgan Schneiderlin berhasil memanfaatkan terpelesetnya Patrice Evra. Dengan bebas, ia menanduk bola dan sukses menjebol gawang Lindegaard.
Melihat permainan yang kurang berkembang, manager MU, Sir Alex kemudian menggantikan Cleverley dan Kagawa yang tidak bermain baik dengan pemain veteran Paul Scholes dan winger asal portugal Nani untuk lebih mengembangkan permainan. Hasilnya masuknya kedua pemain itu membuat serangan MU lebih efektif. Menit ke-68, Van Persie dijatuhkan Hoiveld di kotak terlarang. RvP yang maju sebagai eksekutor gagal menjalankan tugasnya dengan baik. Tendangan cungkilnya tidak berhasil mengelabui kiper Southampton, Kevin Davis. Pendukung tuan rumah pun bersorak kegirangan. Mereka masih unggul. Kini mereka punya waktu sekitar 20 menit untuk mempertahankan kemenangan. Biasanya tim yang gagal mengeksekusi pinalti akan jatuh mentalnya, tapi tidak dengan MU.
Hingga menit ke-86, setiap serangan yang dibangun MU, belum berhasil menemui sasaran. Kini hanya 4 menit lagi yang dibutuhkan oleh tim tuan rumah untuk meriah 3 angka pertama mereka. Namun MU adalah MU. Tim asuhan Sir Alex Ferguson bukan tim yang sudah kalah sebelum peluit panjang dibunyikan. Mereka adalah tim yang baru benar-benar akan kalah jika wasit telah meniupkan peluit panjang. Mereka tanpa kenal lelah terus memburu kemenangan.
Hasilnya pada menit ke-87, RvP berhasil memanfaatkan rebound hasil sundulan Rio Ferdinand yang membentur mistar. Dengan cepat RvP bereaksi dan sukses menggetarkan gawang Southampton. 2-2!
Pertandingan belum berakhir, kedua tim punya 4 menit waktu tambahan untuk menentukan hasil pertandingan. Menit 90+2, dari sebuah sepak pojok, RvP berhasil mencetak hattrick pertama untuk klub barunya. Sundulannya tak dapat dijangkau oleh Davis. Bola pun masuk ke gawang. Kedudukan pun berubah 3-2 dan hingga peluit panjang dibunyikan skor akhir tetap 3-2 untuk keunggulan MU.
Entah sudah seberapa sering saya menyaksikan MU menang dengan cara begini. Tertinggal lebih dulu, namun pada menit-menit akhir, mereka sering kali sukses menyamakan kedudukan hingga memenangkannya. Cara meraih kemenangan yang membuat pendukung tim lawan merasakan sesak di dada.
Dari sejak saya mengikuti dunia sepakbola pada awal tahun 90an, MU selalu begitu. Tak berubah. Manchester United akan selalu menjadi Manchester United. Jika wasit belum meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir, maka MU belum kalah, meski hingga menit-menit akhir pertandingan mereka masih tertinggal. Pertandingan melawan Southampton ini adalah salah satu contoh dari sekian banyak pertandingan yang dimenangkan MU dengan cara dramatis.
Manchester United adalah rajanya adalam urusan mengejar ketinggalan. Ahlinya dalam hal memutarbalikan keadaan dalam saat kritis. Manchester United adalah The Master of Comeback.
Rifel